Kamis, 20 Desember 2012

..Arti Sebuah Kesetiaan..

Dan inilah cerita kita :)

“aku mau kalau kamu ikut aku pulang kerumah, sekarang juga!” tegasnya mantap
“aku gak akan mau ikut kamu pulang Kka, ini juga rumahku,tepatnya lagi ini adalah rumah bundaku sendiri”
“tapi mamah nyuruh aku untuk ngajak kamu pulang kejakarta Ag, mamah khawatir akan keadaan cucunya -anak kita-“
“oh, jadi yang khawatir akan janin yang ku kandung sekarang ini hanya mamah? Gitu?“
 “berhenti untuk bicara seperti itu Ag?”
“kenapa? Lagian anak yang sedang aku kandung ini juga bukan anakmu, Cakka Nuraga” ucapnya yakin sambil tersenyum sinis kearah Cakka -sang suami-
“aku yakin, anak yang sedang kamu kandung itu adalah anakku. Dan sekarang kamu harus ikut aku pulang!” suruhnya paksa dengan nada yang cukup keras
“kalau kamu mau pulang, silahkan pulang. Aku akan tetap disini karna aku ingin nantinya bisa melahirkan didekat bunda, bukan didekat suami tidak bertanggung jawab seperti dirimu” Agni pun meninggalkan Cakka sendiri didepan rumah  bundanya

2 tahun yang lalu adalah awal perkenalan bagi kedua orang anak manusia (?) ini. Dimana Agni mengenal Cakka pada saat makan siang disebuah café yang berada didaerah Jakarta. Semakin lama, mereka semakin dekat. Dan akhirnya beberapa bulan kemudian, mereka resmi berpacaran dan selanjutnya mereka diikat oleh sebuah tali mahligai (?)  pernikahan.

Cakka adalah seorang pria yang berusia 22 tahun. Saat ini, Cakka menjabat sebagai ketua direktur disebuah perusahaan milik almarhum sang papah. Cakka termasuk salah satu tipe orang yang pantang menyerah dan mau bekerja keras. Tapi, Cakka memiliki 1 sifat buruk atau kebiasaan buruk, yaitu ia slalu main wanita, entah itu dengan temannya, rekan 1 kerjanya bahkan dengan orang yang baru saja ia kenal.

Hingga akhirnya suatu hari ia bertemu dengan Agni. Sebenarnya, Agni tau akan sifat dan kebiasaan buruk Cakka dari sang kaka -Shilla-, karna Shilla adalah sahabat Oik -mantan istri Cakka-. tapi entah kenapa, Agni yakin bahwa nantinya Cakka akan segera meninggalkan sifat dan kebiasaan buruknya itu. Berulang kali Shilla -sang kaka- mengingatkannya untuk tidak termakan akan janji manis Cakka, tapi smuanya nihil, Agni terus bertekad akan tetap menikah dengan Cakka.

“ingat ya Ag, jika suatu saat nanti Cakka mempermainkan perasaanmu, jangan pernah kamu datang kerumah ini sambil menangis dan mengadu untuk meminta tolong, ingat itu!” ucap Shilla tegas sambil berlalu meninggalkan Agni sendiri yang masih diam membisu

*****

“gimana Kka? Apa Agni mau pulang” Tanya sang mamah
“Agni tetap pada pendiriannya mah, ia akan tetap tinggal dirumah bunda” jawabnya lesu
“wanita ituh benar-benar keras kepala ya, seperti mantan istrimu itu”
“udah deh mah, mending sekarang mamah beliin perlengkapan bayi untuk Agni. Cakka males buat bahas masalah ini” Mamah Cakka pun terdiam..

*****

Berulang-ulang kali, Cakka harus bolak-balik Jakarta-bandung hanya untuk membujuk Agni supaya Agni mau ikut pulang kerumahnya yang ada dijakarta. Tapi smua nihil, agni masih bersikeras untuk tinggal dirumah bundanya.
Agni memanglah sesosok wanita yang memiliki sifat keras kepala, tapi jauh disana ia pun juga memiliki sifat lembut dan penuh perhatian. Cakka memanglah tak salah memilih Agni agar menjadi istrinya, tapi apakah Agni salah telah memilih Cakka sebagai  suaminya?? Jawabannya TIDAK, Agni terlalu sayang dan terlalu mencintai Cakka, maka dari itu, ia ingin mengubah sifat buruk Cakka. Walaupun kadang-kadang Agni terlihat acuh, jutek bahkan tak peduli terhadap Cakka. Tapi itu adalah caranya agar ia bisa mengubah smua sifat buruk yang ada pada diri Cakka sang suami.

Siang ini, Agni hanya terdiam di halaman belakang rumah bundanya. Jauh disana, ia sangat merindukan Cakka. Tapi bagaimana pun, Agni harus tetap bertahan untuk tetap diam disini sampai Cakka bisa merubah sikapnya itu. Agni sebenarnya capek dan muak akan kebiasaan buruk Cakka, bagaimana tidak? Setiap hari Cakka harus pulang malam dan setiap hari pun ia harus diantar pulang oleh berbagai wanita yang berbeda. Agni Cemburu? Wajar bukan?
Penyesalan? Apa itu adalah 1 hal yang sekarang dirasakan oleh Agni? Agni pasti kuat dan bisa menghadapi Cakka.
Hari ini Cakka datang kembali ke Bandung sambil membawa perlengkapan bayi untuk bayi yang sedang dikandung oleh Agni sang istri. Sebenarnya sih ia juga ingin membujuk Agni supaya Agni mau pulang bersama dirinya. Tetapi Agni terlalu keras kepala, ia tetap tidak mau.

“aku denger dari bunda kalo kamu udah seharian ini gak makan? Apah itu benar?” tanyanyah lembut
“iyah, terus urusan kamu apah?” jawab dan tanyanya agak nyolot(?)
“kamu kok pake nanya sih Ag, aku kan khawatir akan keadaan kamu dan anak kita” jawabnya agak keras karna mungkin Cakka terbawa emosi akan cara Agni yang tadi sedikit nyolot
“anak kita? Ya ampun, anak ini tuh bukan anak kamu Cakka. Dia anaknya Alvin!”
“cukup ya Ag, aku muak kalau kamu slalu bilang kayak gitu. Aku tau, bayi yang sedang kamu kandung ini adalah anak aku karna kamu belum pernah melakukan smua itu selain sama aku”
“oh ya?”
Cakka pun mulai mengontrol emosinya agar ia tidak termakan akan ucapan pedas Agni, ia mencoba bertanya lebih lembut lagi. Bagaimana pun juga, Cakka tidak boleh membentak Agni karna smua ini nantinya akan mempersulit dirinya sendiri.
“gimana kabar bayi kita?” tanyanyah sambil mengelus perut Agni
“udah mati mungkin soalnya dari kemaren dia gak gerak” jawabnya santai sambil masih menaiki anak tangga menuju kamarnya
“jangan ngaco deh kamu” cakka mulai terbawa emosi
“aku gak ngaco kok. Oh ya, kalo anak ini nantinya teralahir cacat, apah mamah masih mau menginginkannya?” Tanya Agni mulai ngaco
“anak kita gak akan kenapa-napa kok. Aku yakin itu” jawab cakka sambil tiduran dikasur, sedangkan agni hanya berdiri dipinggiran kasur tersebut
“Ag, kadang-kadang aku tuh bingung loh sama kamu. Apa kamu benar-benar mencintai diriku?” Tanya cakka mulai serius
“kamu kan pasti tau jawabannya, dari dulu aku slalu bilang kekamu kalau aku tuh benar-benar mencintai kamu. Tapi kamu jahat Kka” jawab Agni mulai terisak, Cakka yang mengetahui akan hal itu langsung menghampiri Agni
“aku minta maaf Ag” permintaannya tulus sambil memegang kedua pundak Agni dengan tangannya
“udahlah, lagian kamu kan gak pernah menganggap aku ada. Kamu lebih senang dengan wanita-wanita itu, sekarang mending kamu pulang Kka, aku mau sendiri”

*****

3 bulan kemudian, Agni  telah melahirkan dan otomatis Cakka harus setiap hari pulang-pergi Jakarta-bandung hanya untuk bertemu dengan Agni dan anaknya.
Siang ini, Agni tengah duduk ditaman belakang rumah sambil menggendong sang anak. Alvin -sahabatnya- tiba-tiba datang menghampirinya sambil membawa sebuah kado.

“hey Ag” sapanya
“hey Vin, kok lo ada disini?”
“iyah, gue lagi ditugasin kerja disekitar sini, jadi gue nyempetin mampir kerumah lo. Dan ini buat bayi lo”
“tapi lo tau dari siapa kalau gue ada disini?”
“dari ka Shilla Ag, ini anak lo sama Cakka ya? Lucu banget deh, namanya siapa Ag?”
“namanya Ray, yaudah yuk mending kita masuk kedalam dan ntar gue buatin lo minum deh”

*****

 “cakkanya mana Ag?”
“dia dijakarta”
“ooh”

Mereka pun asyik mengobrol bersama, menceritakan masa lalu yang dulu mereka alami. Canda dan tawa menghiasi kebersamaan mereka hingga akhirnya Alvin harus pamit pulang.

*****

Cakka datang dengan membawa sedikit emosi, ia tatap mata bening milik Agni. Ia marah, ia kecewa, ia tak suka apabila Agni dekat dengan Alvin. Tapi Agni? Ia hanya memasang wajah cueknya , tak peduli akan Cakka. Ia pergi meninggalkan Cakka tanpa harus menyapa suaminya itu.

“mau tidak mau, kamu harus ikut aku pulang ke Jakarta. NGERTI?” bentak Cakka emosi
“itu gak akan mungkin terjadi, aku akan tetap di sini. Ceraikan aku” pinta Agni sambil mulai menatap Cakka
“itu yang kamu mau? Okey kalau gitu, aku akan ceraikan kamu dan besok aku akan mengirimkan surat perceraian itu. PUAS?” Cakka pun pergi meninggalkan Agni sendiri
Agni? Ia diam, seakan tak percaya akan apa yang Cakka ucapkan kepada dirinya. Lelehan air matanya pun terjatuh. Agni kembali mencerna ucapan Cakka, segampang itukah Cakka mengambil keputusan? Dan sekarang kalau boleh bertanya, dimanakah arti sebuah kesetiaan itu?
“kamu jahat Kka, kenapa harus semudah ini kamu ngelepasin aku” isaknya pedih

*****

Cakka termenung di teras rumahnya, ia mulai berpikir, berpikir dan terus berpikir. Apa ini harus terjadi dikehidupannya untuk yang kedua kalinya setelah ia kehilangan Oik -sang mantan istri-.

“kenapa Ag, kenapa? Kenapa harus kata cerai yang keluar dari bibir kamu? Aku mencintaimu Ag, melebihi apapun” teriaknya keras

Sesak? Itulah yang sekarang sedang Cakka rasakan. Semudah itukah dirinya melepaskan istri yang telah banyak mengajarkan arti kesetiaan dihidupnya. Karna Agnilah Cakka mulai bisa meninggalkan kebiasaan buruknya. Tapi sekarang? Seakan semuanya terlambat!!!

*****

“dan keputusannya adalah bahwa saudara Cakka Nuraga dan Saudari Agni Nubuwati resmi bercerai.. Tuukk.. tuuukkk.. tuuuk” begitulah ucapan sang hakim dengan disertai sebuah ketukan palu pengadilan yang mempertandakan bahwa Cakka Agni resmi bercerai.
Apakah arti kesetiaan cinta Cakka Agni harus berakhir hanya sampai di sini??
Mereka tersenyum tipis, pandangan mereka bertemu. Sorot mata keduanya tak bisa berbohong. Mereka berdua sama-sama saling kehilangan, sama-sama saling menyesal. Bagaimana dengan nasib anak mereka, RAY?

“ini kan yang kamu mau? jaga Ray, aku sangat menyanyanginya” ucap Cakka lembut sebelum ia pergi meninggalkan ruangan pengadilan itu
“aku sayang kamu Kka” ucap Agni pelan setelah Cakka pergi meninggalkannya sendiri

*****

“bagaimana rasanya Ag? Sakit kan setelah ditinggalkan oleh suami yang dulunya amat sangat kau puji dan kau slalu bela dihadapanku?” Tanya Shilla -sang kaka- sinis
Agni tak memperdulikan ucapan sang kaka, ia masih sibuk bermain dengan Ray -anaknya- diatas kasur (?). sesekali ia mulai terdiam, ia ingat perkataan kakanya dulu sebelum pernikahannya terjadi. Shilla pergi meninggalkan Agni dan Ray, Agni gendong tubuh mungil Ray.
“maafin bunda ya sayang? gara-gara bunda, kamu jadi tidak bisa merasakan kehangatan kasih sayang seorang ayah” ucapnya miris, Agni pun mengecup pipi Ray lembut.

Kesetiaan itu pun hilang, pudar. kini smuanya tlah berlalu, kisah cinta yang slalu dibanggakan akhirnya lenyap dan musnah tanpa diduga. Agni yang dulu percaya akan janji manis Cakka, Agni yang dulu percaya akan kesetiaan Cakka, Agni yang dulu rela mengorbankan semuanya demi Cakka harus rela melepaskan Cakka pergi dari hidupnya. Dan kini, didepannya hanya ada seorang bayi laki-laki mungil yang akan setia menjaganya kelak.

“bunda sayang Ray, jangan tinggalin bunda seperti apa yang ayahi kamu lakukan ke bunda”

_End_

Tarraa.. aku muncul  bawa cerpen cagni :)
ekh, tapi tapi tapi ini repostan :D
Yang udah baca jangan lupa komentnya, jangan jadi pembaca gelap yak :p
Fb : @Sandra Kusnawati II
Twitter : @wati_kusna

1 komentar:

  1. yaaa... ini cerpen keren juga..












    numpang nitipin link gue yaa..kalau mau berkunjung juga boleh..
    obat kista tradisional.
    obat pelangsing herbal.
    thanks before..

    BalasHapus